Hanya Bermodal belati, perampok bank dapet 200 juta


Jakarta
- Ingat perampok bank yang beraksi dengan santai, pasti ingat film Public Enemies . Di film yang disutradarai Michael Mann itu, perampok John Dillinger melakukan seluruh aksinya dengan santai, tanpa ketakutan sedikit pun.

Bahkan buronan nomor satu AS itu pernah melewati kantor polisi dengan sangat santainya.

Adegan film yang berdasar kisah nyata saat Depresi Besar AS tahun 1930-an itu, kini seolah tergambarkan di Indonesia lewat perampokan yang dilakukan KGSM Zaidan (29) terhadap Bank Mega Syariah Cabang Pembantu Cideng, Jakarta Pusat, kemarin.

Memang tak tergambar Zaidan melakukan aksinya dengan santai, namun merampok dengan seorang diri dan hanya berbekal belati tentu menggambarkan keberanian seseorang yang tidak wajar. Bahkan lebih dari keberanian Dillinger yang ditemani komplotannya dan menggunakan senjata canggih.

Saat merampok Bank Mega Syariah, Zaidan juga diketahui tanpa menggunakan kendaraan. Bahkan saat berhasil merampas duit ratusan juta, ia tidak berlari sampai 3 timah panas menghentikan jalannya.

Perampokan berawal saat bank dalam keadaan sepi dan Zaidan, yang mengenakan masker, mengaku ingin bertemu dengan petugas customer service untuk menanyakan persoalan deposito. Namun, sebelum melakukan itu, dia lebih dulu pergi ke toilet.

"Nah, setelah dari kamar mandi dia menodongkan pisau semacam belati gitu ke customer service dan minta ditunjukkan tempat penyimpanan uang. Nggak ada yang berani bereaksi karena petugas CS-nya disandera pakai pisau," jelas Ani kepada detikcom kemarin.

Zaidan yang terlihat memakai jaket kulit hitam tersebut, kemudian membawa petugas customer service ke lantai dua, tempat penyimpanan uang. Tak lama, uang sekitar Rp 200 juta sudah terkumpul.

Rupanya di saat yang bersamaan, ada sejumlah pegawai di lantai dasar yang melapor polisi. Tak butuh waktu lama petugas untuk datang ke bank tersebut.

Kapolsek Gambir Kompol Yossy Runtukahu menjelaskan, Zaidan meninggalkan bank dengan berjalan kaki. Petugas yang sudah bersiaga di lokasi sempat memberikan tembakan peringatan, tapi tak digubris.

Dengan terpaksa polisi pun menembak kaki Zaidan. Tembakan pertama sempat membuat pria asal Palembang tersebut terjatuh. Tapi dia mampu berjalan lagi dan berusaha kabur dari petugas.

"Masih mencoba kabur, kita lumpuhkan lagi di kaki kanan. Belum bisa juga. Sekali lagi di kaki kanan. Jadi sekali di kaki kiri dan dua kali di kaki kanan," ungkap Yossy.

Perampokan tak biasa itu lantas membuat para pengunjung dan karyawan bank shock sekaligus heran. Hastono, salah satu perwakilan Bank Mega mengatakan, kemungkinan pelaku memang mengalami stres.

"Kayaknya sih dia agak error ," kata Hastono.

Meski ada spekulasi pelaku mengalami gangguan jiwa, namun polisi memiliki dugaan sementara bahwa Zaidan itu sadar dalam beraksi.

"Dia bawa tas, pakai masker, masuk ke kamar mandi dulu sebelum melaksanakan aksinya. Dia sadar," kata Yossy.

Yossy menilai pelaku sangat sedang membutuhkan uang sehingga nekat merampok, bahkan tanpa menggunakan kendaraan sekalipun. "Dia gelap mata," katanya.

Kriminolog Universitas Indonesia Erlangga Masdiana menilai tindakan Zaidan itu menunjukkan ia sebagai seseorang yang memilki nalar terbatas. Situasi terdesak membuatnya melakukan tindakan kriminal.

"Logika normal ada yang salah dengan orang itu. Secara umum dia tidak normal kalau berbuat salah dia pasti merasa bersalah dan melarikan diri atau tindakan lain untuk menyelamatkan dirinya," ujar Erlangga.

Kini, Zaidan masih dirawat di RS Polri karena luka tembak yang dialaminya. Tiga tembakan. Satu di kaki kiri dan dua di kanan. Beruntung dia tidak tewas diberondong dari belakang seperti John Dillinger.

0 komentar:

Posting Komentar